![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhABDUbzZ92c09sfsgK5rZ2AbRcv2Gwn3zPkiO1pChBq9CyC2ODPesJwCKjL8yXXo6rXJ32v06rAyvggnSNEbuRLlBu8qX5UsH2BgxnBMJSMv920eFu0Rn9SR9c35DUashsxkoAM3UDdAE/s200/images+(9).jpg)
Menariknya
pyreolophore bekerja dengan “ledakan debu terkontrol”, karena ia menggunakan
bahan bakar eksperimental yang merupakan campuran dari serbuk atau spora
iycopodium, debu batu bara yang dihaluskan, serta dammar. Hanya saja, secara
teknis, bahan bakar tersebut sangat cepat terbakar.
Secara
terpisah , insinyur Swiss Francois Isaac de Rivaz mengembangkan mesin
pembakaran internal yang lebih praktis. Sementara itu, Niepce kemudian
mengembangkan litografi yang membawanya pada penemuan fotografi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar